Pages

02 December 2008

Nilai Sebuah Kepercayaan

Sumber: Lupa deh..

Pagi-pagi, ketika matahari mulai terangkat dan mengeluarkan cahaya penuh, Ihsan terlihat santai di kursi lusuh sambil sesekali melihat lelaki tua yang selesai mempermainkan pisau dihadapan seorang pemuda yang terbungkus dan terikat kain. Selang beberapa saat, lelaki tua itu membuka kain yang membungkus pemuda tadi dan membiarkannya beranjak dari hadapannya.


Lelaki tua itu kini melirik Ihsan yang dari tadi duduk. Seperti terkesima, dan tanpa diperintah Ihsan berpindah ke kursi yang tadi diduduki pemuda yang sudah meninggalkan tempat itu. Sejurus kemudian lelaki tua itu membungkus dan mengikat badan Ihsan dengan kain lusuh warna biru tua.
Ihsan pasrah saja dengan keadaan seperti itu. Dan lelaki tua itu kini meraih alat dari logam yang sama tajamnya dengan pisau yang terakhir kali digunakan lelaki tua ini. Tanganya mulai memainkan alat tadi dihadapan Ihsan.

Alat yang tajam yang dipegang lelaki tua itu mulai wara-wiri dihadapan Ihsan sambil sesekali membolak balikan kepala ichsan, seperti mencari posisi yang pas buat lelaki itu enak melakukan sesuatu. Kurang ajar memang !!.
Mungkin ngeri atau takut melihat lelaki tua itu, Ihsan mulai memejamkan matanya dan membiarkan lelaki tua itu tetap berbuat sekehendaknya.

Entah berapa lama kejadian ini, sehingga Ihsan mulai sadar dan membuka matanya ketika terdengar sebuah logam sedang diasah. Ya.. lelaki tua itu sedang mengasah pisaunya !!!, mengkilat dan tentu saja sangat tajam !!!. Sambil mengasah pisaunya, sesekali mata lelaki tua itu jelalatan kearah kuping Ihsan seperti ada yang akan dilakukannya.

Benar saja, tak lama kemudian tangan lelaki tua itu mulai meraih kuping Ihsan dan menariknya, pisaunya yang sudah sangat tajam kini diarahkan ke kuping Ihsan. Ihsan mulai memejamkan matanya lagi. Terasa sebuah benda dingin menempel diatas telinganya dan berjalan melingkar dari mulai kuping kanan, kuduk, sampai kuping sebelah kiri. Selama itu Ihsan hanya pasrah saja, kelihatannya enggan membuka matanya lagi.

Lelaki tua itu berhenti sejenak dan mengasah lagi pisaunya, sambil matanya mondar-mandir melirik kearah dagu dan leher Ihsan. Setelah selesai diasah untuk yang kedua kalinya, kini pisau itu didekatkan kearah sekitar leher dan dagu Ihsan. Tapi kelihatannya lelaki tua itu kurang puas dengan posisi Ihsan, dia menarik kepala Ihsan kebelakang sehingga urat lehernya terlihat tegang akibat menahan beban kepalanya.

Dalam posisi kepalanya tertarik kebelakang, Ihsan berusaha sesekali memicingkan matanya dan sedikit memperhatikan ulah Lelaki tua itu disamping merasakan nafasnya yang sesekali mengenai wajah Ihsan sampai akhirnya bicara juga lelaki tua itu. “Sudah Nak… “ katanya lembut.

Perlahan Ihsan membuka mata dan terlihat sedikit linglung. Dia mulai memulihkan kesadarannya dan… hemh.. ternyata sudah selesai. Dilihatnya kearah cermin yang ada dihadapannya. Wah… ternyata rambutnya kini sudah rapih, jenggotnyapun sudah kelimis, terlihat lebih segar dari sebelumnya.

“Ada yang kurang ?...” Lelaki tua tadi mengagetkannya.
“Eh… saya kira cukup. Berapa Pak ?” Ihsan balik Tanya.
“Biasa…. 6 ribu saja Nak..” kata lelaki tua itu seraya tersenyum.
“Termakasih Pak “ ucap Ihsan sambil memberikan uang sebesar 6 ribu rupiah kearah lelaki tua itu dan segera meniggalkan tempa itu.

Pesan:
Bila pelanggan sudah percaya, apapun yang dilakukan dia akan tahu bahwa itu untuk memenuhi keinginan pelanggannya.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih, kritik dan saran anda adalah masukan yang sangat berharga bagi kami.

Mau bikin akun Paypal ?

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.