Menjelang Masa Pensiun..
Tanggal 1 April 2009 akhirnya perusahaan menjatuhkan talak 3 terhadap saya alias diceraikan hehe... dan dinyatakan bukan sebagai pegawai lagi. Entah bahagia atau sedih saya ga ngerti. Yang jelas saat-saat awal menjalaninya, saya merasa sudah gak punya beban lagi pergi pagi2 sekali untuk menghindari macet dan memburu waktu agar tak kesiangan masuk kerja.
Yang tersisa setelah itu hanyalah mengurus JAMSOSTEK, TASPEN dan surat2 yang berhubungan dengan kepegawaian.
Mulai Menyusun Rencana.
Beberapa bulan menjelang berhenti bekerja, sebenarnya saya sudah dikenalkan dengan dunia usaha oleh teman sekantor yang punya usaha sendiri dibidang textile dan boleh dibilang sukses menurut pandangan saya. Melalui teman inilah saya jadi kenal beberapa teman baru dan banyak belajar dari mereka. Teman barupun mulai banyak dari berbagai lingkungan. Yang bikin senang adalah gaya bahasa dilingkungan baru ini berbeda, jauh dari bahasa resmi yang digunakan di kantor. Mereka rata2 memanggil saya Bos haha..
Lama kelamaan saya semakin mengenal jenis-jenis bahan textile dan jatuh cintrong sehingga timbulah keinginan saya untuk menggeluti bidang usaha ini untuk kedepan nanti.
Selama hampir 3 minggu setelah status saya bukan pegawai, waktu saya habiskan untuk jalan-jalan dengan istri sambil memperluas pengetahuan yang sudah saya dapatkan dan mencari peluang yang lebih baik mengenai bidang textile ini ( sambil menyelam minum air kali ya hehe.. ).
Ada kebahagiaan tersendiri dalam memulai rencana ini, karena ternyata istri yang selama ini hanya penunggu gawang rumah tangga (emang kesebelasan ? hihi..), bisa ikut menikmati suasana ini dan kelihatan berbahagia. Ya.. minimal dia gak hanya masak dan menjaga rumah saja.
Terus terang, pada saat itu timbul keraguan-raguan. Pasalnya, hasil survey ke beberapa pabrik textile, ternyata harga beli bahan2 itu kok lebih mahal dari toko grosir dipasaran yang pernah saya survey. Kok bisa ya…. ?. Halah puyeng yeng.. mungkin lebih dari 7 keliling puyengnya..
Selain itu, ada syarat pembelian harus mencapai minimal order dimana dana yang dibutuhkan 16 juta untuk satu warna/corak saja. Bayangkan, minimal kita harus punya 6 warna dasar yang harus disediakan, tinggal hitung sendiri !!. Huhu.. Padahal warna biru saja ada biru tua, biru muda, biru dongker, biru turquoise tua, biru turquoise muda, biru tosca, biru benhur, belum biru2 yang lain. Halah.... Lagian kalaupun jadi, bakal berhasil kagak.. kalau gak ? wah.. wah.. bisa bangkut !!..
Itulah polemik yang sering terjadi pada kebanyakan pebisnis pemula.
Selalu ragu2. Bagaimana dengan Anda ?
Tanggal 1 April 2009 akhirnya perusahaan menjatuhkan talak 3 terhadap saya alias diceraikan hehe... dan dinyatakan bukan sebagai pegawai lagi. Entah bahagia atau sedih saya ga ngerti. Yang jelas saat-saat awal menjalaninya, saya merasa sudah gak punya beban lagi pergi pagi2 sekali untuk menghindari macet dan memburu waktu agar tak kesiangan masuk kerja.
Yang tersisa setelah itu hanyalah mengurus JAMSOSTEK, TASPEN dan surat2 yang berhubungan dengan kepegawaian.
Mulai Menyusun Rencana.
Beberapa bulan menjelang berhenti bekerja, sebenarnya saya sudah dikenalkan dengan dunia usaha oleh teman sekantor yang punya usaha sendiri dibidang textile dan boleh dibilang sukses menurut pandangan saya. Melalui teman inilah saya jadi kenal beberapa teman baru dan banyak belajar dari mereka. Teman barupun mulai banyak dari berbagai lingkungan. Yang bikin senang adalah gaya bahasa dilingkungan baru ini berbeda, jauh dari bahasa resmi yang digunakan di kantor. Mereka rata2 memanggil saya Bos haha..
Lama kelamaan saya semakin mengenal jenis-jenis bahan textile dan jatuh cintrong sehingga timbulah keinginan saya untuk menggeluti bidang usaha ini untuk kedepan nanti.
Selama hampir 3 minggu setelah status saya bukan pegawai, waktu saya habiskan untuk jalan-jalan dengan istri sambil memperluas pengetahuan yang sudah saya dapatkan dan mencari peluang yang lebih baik mengenai bidang textile ini ( sambil menyelam minum air kali ya hehe.. ).
Ada kebahagiaan tersendiri dalam memulai rencana ini, karena ternyata istri yang selama ini hanya penunggu gawang rumah tangga (emang kesebelasan ? hihi..), bisa ikut menikmati suasana ini dan kelihatan berbahagia. Ya.. minimal dia gak hanya masak dan menjaga rumah saja.
Terus terang, pada saat itu timbul keraguan-raguan. Pasalnya, hasil survey ke beberapa pabrik textile, ternyata harga beli bahan2 itu kok lebih mahal dari toko grosir dipasaran yang pernah saya survey. Kok bisa ya…. ?. Halah puyeng yeng.. mungkin lebih dari 7 keliling puyengnya..
Selain itu, ada syarat pembelian harus mencapai minimal order dimana dana yang dibutuhkan 16 juta untuk satu warna/corak saja. Bayangkan, minimal kita harus punya 6 warna dasar yang harus disediakan, tinggal hitung sendiri !!. Huhu.. Padahal warna biru saja ada biru tua, biru muda, biru dongker, biru turquoise tua, biru turquoise muda, biru tosca, biru benhur, belum biru2 yang lain. Halah.... Lagian kalaupun jadi, bakal berhasil kagak.. kalau gak ? wah.. wah.. bisa bangkut !!..
Itulah polemik yang sering terjadi pada kebanyakan pebisnis pemula.
Selalu ragu2. Bagaimana dengan Anda ?
No comments:
Post a Comment
Terimakasih, kritik dan saran anda adalah masukan yang sangat berharga bagi kami.